🪄 Jabarkan Upaya Untuk Meningkatkan Kerukunan Di Indonesia

Dilansirdari buku Pentingnya Hidup Rukun, Eko Purwaningsih, (2012:24), inilah 5 cara menciptakan kerukunan saat di masyarakat lingkungan tempat tinggal: Hal ini dapat dimilai dari hal yang paling sederhana, yaitu: menyapa sesama tetangga saat bertemu di jalan. Ya, menyapa, bukan sekadar tersenyum. U7Up. Rekomendasi jawaban terbaik dari IowaJournalist untuk AndaJawaban Dengan cara selau menjaga kerukunan dalam suatu masyarakat, bersikap toleransi, dan saling menguatkan satu sama lainIowaJournalist Indonesia PastiBisa PintarBelajar DuniaBelajar Pendidikan Sekolah AyoBelajar TanyaJawab AyoMembaca AyoPintar KitaBisa DuniaPendidikan IndonesiaMajuSekian informasi yang dapat rangkumkan berkenaan tanya-jawab yang telah Anda ajukan dan cari. Jika Anda membutuhkan informasi lainnya, silahkan pilih kategori rangkuman di atas bisa bermanfaat untuk teman-teman semua dalam mencari jawaban. JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai, perlu berbagai upaya untuk menangkal ancaman kerukunan dan integrasi bangsa. Sebab, di tengah perkembangan masyarakat Indonesia yang dinamis saat ini, tidak menutup kemungkinan muncul pemahaman dan sikap keagamaan yang bisa mengancam kerukunan bangsa. "Untuk mewujudkan integrasi nasional ini diperlukan kehidupan yang rukun dan harmonis antar umat beragama, baik dalam konteks kehidupan sosial maupun kehidupan politik, terutama melalui empat bingkai kerukunan," ujar Ma'ruf saat membuka simposium nasional Studi dan Relasi Lintas Agama Berparadigma Pancasila, Universitas Islam Negeri UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Serang, Banten, secara virtual, Kamis 10/9. Ma'ruf menerangkan, persatuan nasional merupakan pra-syarat terwujudnya stabilitas nasional, yang nantinya berujung pada keberhasilan pembangunan nasional. Karena itu, ada empat bingkai dalam menjaga kehidupan yang rukun dan harmonis antar umat beragama. Pertama, kata Ma'ruf, bingkai politis yang berarti penguatan kerukunan dan pencegahan konflik melalui penguatan wawasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meliputi tiga konsensus, yakni 1 NKRI dengan semboyan “bhinneka tunggal ika”, 2 Pancasila sebagai dasar negara, dan 3 UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Tiga konsensus ini, kata Ma'ruf, seharusnya menjadi acuan serta wawasan/orientasi bangsa Indonesia, baik secara pribadi maupun kelompok, organisasi-organisasi politik dan kemasyarakatan, terutama aparatur negara dalam mengambil kebijakan. Lalu kedua, kata Ma'ruf, bingkai teologis, yakni penguatan kerukunan dan pencegahan konflik melalui pengembangan teologi kerukunan sebagai acuan dalam hubungan antar-umat beragama, antar-warga negara, dan antar-manusia secara keseluruhan. Dia mengatakan, teologi kerukunan juga mengandung arti pemahaman keagamaan yang tidak mengarah pada konflik dan kekerasan yang bisa disebut sebagai “teologi konflik”. Sebab, dia meyakini, semua agama yang ada di Indonesia mengajarkan kebaikan dan kedamaian hidup manusia serta saling menghormati di antara sesama manusia. "Buddha mengajarkan kesederhanaan, Hindu mengajarkan tatwam asi tepo seliro, Kristen mengajarkan cinta kasih, Konghucu mengajarkan kebijaksanaan, dan Islam mengajarkan kasih sayang bagi seluruh alam rahmatan lil alamîn," katanya. Ma'ruf melanjutkan, dengan begitu agama semestinya tidak dijadikan sebagai faktor pemecah belah, tetapi justru menjadi faktor pemersatu integratif dalam kehidupan masyarakat. Dia juga berharap, agama semestinya tidak dipahami secara eksklusif dan ekstrim, melainkan dipahami dengan memperhatikan pula konteks dan kondisi obyektif bangsa Indonesia yang majemuk. Bingkai ketiga, ungkap Ma'ruf, adalah bingkai sosiologis yakni penguatan kerukunan dan pencegahan konflik melalui penguatan budaya kearifan lokal. Kondisi dilakukan, karena setiap daerah atau suku memiliki nilai-nilai budaya, yang dianggap sebagai kearifan lokal local wisdom. Sementara, yang keempat adalah bingkai yuridis, yakni penguatan kerukunan dan pencegahan konflik melalui penguatan regulasi tentang kehidupan beragama secara komprehensif dan terintegrasi. Baik itu, dalam bentuk Undang-Undang maupun peraturan hukum di bawahnya. Serta, yang tidak kalah pentingnya, penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan pelanggaran, dengan memprosesnya ke pengadilan. Namun dalam kasus-kasus tertentu persoalan-persoalan hukum ini bisa lebih baik diselesaikan melalui mediasi dan rekonsiliasi. “Dalam konteks ini, peran mediasi sangat penting, seperti yang dilakukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB selama ini. Forum ini menjadi media yang sangat efektif untuk membangun kerukunan dan sekaligus menyelesaikan perselisihan, ketegangan, atau konflik berlatarbelakang agama,” ungkapnya. Akhir-akhir ini, masyarakat Indonesia sering diributkan karena adanya perbedaan agama, suku atau bahkan politik. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi adanya perbedaan. Mungkin jika menerapkan 5 langkah ini, masyarakat Indonesia bisa kembali rukun dan damai seperti Memandang laki-laki dan perempuan samaUnsplash/Tim MossholderSaat ini, perempuan memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki. Perempuan bisa memimpin rumah tangga, memimpin suatu komunitas atau bahkan menjadi perwakilan rakyat untuk memimpin negara. Oleh karena itu, gak perlu lagi memandang bahwa perempuan dan laki-laki itu berbeda. Kita semua sama dan tentu saja memiliki hak yang sama Gak menjadikan agama, suku, ras dan antar golongan sebagi pembedaUnsplash/Peter HersheyApalah arti Bhinneka Tunggal Ika, jika kita gak bisa menerima adanya perbedaan di sekitar kita. Kita seharusnya bangga karena Indonesia memiliki berbagai macam suku dan budaya. Coba deh melihat dari sudut pandang lain dan kamu akan menemukan keindahan di dalam perbedaan. Baca Juga 4 Harapan dari Pejalan Kaki untuk Pemerintah Baru 3. Bukan hanya menilai dari kondisi fisik seseorangUnsplash/Omar Lopez Dulu orang selalu memandang dan menilai seseorang hanya dari kondisi fisiknya saja. Namun, seiring berjalannya waktu, orang-orang lebih bisa menghargai kondisi fisik orang lain. Sekarang, kurus-gemuk, tinggi-pendek, putih-cokelat bukan lagi jadi penentu baik buruknya Gak melakukan bullying, baik di dunia nyata atau pun di dunia mayaUnsplash/Mitch LensinkSemakin canggihnya teknologi semakin membuat orang mudah melakukan apapun, termasuk bullying. Hanya bermodal jempol saja, orang sudah bisa menghujat sana-sini. Bullying bisa berdampak sangat besar pada korbannya. Oleh karena itu, sebisa mungkin jangan sampai kamu melakukan ini. Jika ada masalah, selesaikan baik-baik tanpa harus melakukan Menghindari sexual harassmentUnsplash/Mihai SurduSexual harassment atau pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja. Baik itu di tempat umu, di kantor atau bahkan di rumah. Perilaku ini bisa berupa visual maupun verbal. Banyak sekali korban yang trauma karena sexual harassment. Jika kamu menjadi korban atau mendapati pelecahan seksual, segera laporkan dan jangan dipendam demi mendukung kemajuan Indonesia dan terciptanya kerukunan masyarakatnya, Smartfren bakal mengajakmu untuk berkontribusi lewat kampanye KuotakanMaumu dan KuotakanSuaramu. Kamu bisa turut serta menyuarakan solusi bagi negeri dan harapanmu untuk Indonesia lebih baik lagi menggunakan jaringan Super4GKuota dari Smartfren yang murah tapi berlimpah. Mau tahu info lebih lengkap soal jaringan 4G Smartfren, simak disini deh tunggu apa lagi? Yuk, buat Indonesia lebih baik lagi! Baca Juga Tuangkan Harapanmu untuk Indonesia dan Menangkan Macbook Air! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

jabarkan upaya untuk meningkatkan kerukunan di indonesia